Kamis, 16 Juli 2009

Bulimia Nervosa

Bulimia Nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan binge eating (makan yang banyak) namun kemudian dikeluarkan melalui misalnya muntah, puasa, olahraga berlebihan dan menggunakan laxative (FKM-UI 2007). Bulimia Nervosa adalah gangguan makan yang ditandai denan episode binge eating disertai tingkah laku untuk menurunkan berat badan seperti merangsang muntah, gerak berlebihan puasa berkepanjangan, penyalagunaan laksan dan diuretic. Kata bulimia berasal dari bahasa latin yang artinya lembu kelaparan. Bulimia Nervosa baru dikenal sebagai gangguan tersendiri sejak tahun 1970-an, meskipun sudah diuraikan pada deskripsi Gull tahun 1874. Pada tahun 1979, Russel melaporkan bahwa Bulimia Nervosa dengan Anoreksia Nervosa. Pada Bulimia Nervosa badan yang kurus bukan disebabkan karena anoreksia dan bahkan beberapa individu mempunyai berat badan yang normal. Para penderita bulimia biasanya menyadari bahwa pola makannya abnormal.


Bulimia Nervosa biasanya terjadi pada masa remaja akhir atau dewasa muda, namun mempunyai rentang umur yang lebar yaitu antara 13-58 tahun. Sekitar 90-95% Bulimia Nervosa mengenai kelompok masyarakat dengan status social ekonomi tinggi, namun belakangan dilaporkan dapat mengenai semua kelompok masyarakat.


Penderita Bulimia Nervosa makan dalam jumlah sangat berlebihan ( menurut riset, rata-rata penderita Bulimia Nervosa mengkonsumsi 3400 kalori setiap satu seperempat jam padahal kebutuhan konsumsi orang normal hanya 2000-3000 kalori per hari). Kemudian berusaha keras mengeluarkan kembali apa yang telah dimakannya, dengan cara memuntahkannya kembali atau dengan menggunakan obat pencahar . Di antara kegiatan makan yang berlebiban itu biasanya mereka berolah raga secara berlebiban. Biasanya penderita tidak langsung ketahuan oleh orang lain bahwa ia menderita penyakit ini, karena berat badannya normal dan tidak terlalu kurus. Karena tidak ketahuan sehingga tidak ditangani dokter, penyakit yang seringkali berawal ketika seseorang masih berusia remaja ini dapat berlangsung terus sampai ia berusia empat puluhan sebelum ia mencari bantuan. Banyak penderita bulimia memiliki berat badan yang normal dan kelihatannya tidak ada masalah yang berarti dalam hidupnya.
Seseorang dikatakan mengalami bulimia nervosa apabila ia mengalami semua tanda berikut ini (Sidenfeld 2001)

Diagnosis

Kriteria diagnosis Bulimia Nervosa menurut DSM-IV adalah sebagai berikut:

1. Epidode binge eating berulang. Episode binge eating ditandai dengan 2 hal berikut:

a. Makan dengan periode waktu tertentu (misalnya setiap 2 jam sekali) dengan porsi yang banyak melebihi biasanya

b. Perasaan tidak mampu mengontrol kelebihan makan selama episode binge (misalnya perasaan tidak mampu menghentikan makan atau seberapa banyak harus makan)

2. Pengulangan tingkah laku untuk menurunkan berat badan seperti membuat muntah, penyalahan laksan, diuretik, atau enema, puasa atau latihan berlebihan.

3. Episode binge atau tingkah laku menurunkan berat badan minimal 2 kali seminggu selama 3 bulan.

4. Evaluasi diri sangat dipengaruhi oleh bentuk dan berat badan.

5. Gangguan tidak terjadi selama episode Anoreksi Nervosa

Bulimia Nervosa dibagi menjadi 2 tipe yaitu:

a. Purging : mencoba memuntahkan kembali apa yang telah dimakan atau menggunakan obat pencahar, diuretik dan suntikan.

b. Non-purging : melakukan kebiasaan menjaga barat badan dengan berpuasa atau berolah raga terlalu berat, tetapi tidak selalu memuntahkan kembali apa yang telah dimakan.

Penyebab

Penyebab Bulimia nevosa dapat dijelaskan dengan pendektan beberapa jenis model yaitu :

1. Model adikasi

Bulimia Nervosa diyakini sebagai adiksi terhadap makanan dan tingkah laku. Hal ini berhubungan dengan pengobatan Bulimia Nervosa yang menekan kan pada penghentian, dukungan sosial dan mencegah kekambuhan, dimana metode ini mirip dengan pengobatan adiksi terhadap alcohol maupun obat-obatan.

2. Model keluarga

Gangguan makan pada remaja berhubungan dengan system interaksi antara keluarga. Oleh karena itu fokus pengobatan penderita Bulimia Nervosa adalah disfungsi interaksi dalam keluarga. Penderita Bulimia Nervosa pada umumnya memiliki riwayat kekerasan fisik maupun seksual semasa kanak-kanak.

3. Model sosial budaya

Publikasi media tentang hubungan antara tubuh yang langsing dengan karier yang sukses telah merangsang para remaja untuk melakukan diet supaya tubuhnya menjadi langsing. Banyak remaja yang gagal mencapai keaadaan ini dan akhirnya menjadi penderita Bulimia Nervosa.

4. Model kognitif dan tingkah laku

Bulimia Nervosa merupakan implementasi tingkah laku yang irasional tentang bentuk tubuh, berat badan, diet dan kepercayaan diri.fokus pengobatan adalah mengidentifikasi disfungsi ini dan membantu menumbuhkan keyakinan yang rasional. Penderita diberikan jadwal makan yang jelas dan teratur.

5. Model psikodinamik

Bulimia Nervosa merupakan usaha untuk mengendalikan atau menghindari dampak perasaan yang tertekan, implusif dan kecemasan. Pengobatan psikodinamik adalah mencari proses yang mendasari penderita Bulimia Nervosa terutama gambaran psikososialnya.

Manifestasi Klinis
Bulimia Nervosa beberapa cirri khas yaitu binge eating, purging, dan body image disertai dengan gangguan psikologis berupa depresi (Soetjiningsih 2007).

Binge Eating

Binge eating artinya mengkonsumsi makanan yang banyak dalam periode waktu yang singkat. Pada saat episode binge terjadi kehilangan kendali terhadap makanan. Penderita bulimia nervosa dapat mengkonsumsi makanan sekitar 3000-7000 kkal per episode binge. Epidode binge sering timbul pada waktu yang sama setiap hari atau timbul sebagai akibat rangsangan emosional seperti depresi, jemu atau marah dan kemudian diikuti oleh periode puasa berkepanjangan.

Purging

Penderita Bulimia Nervosa menempuh beberapa cara menolak dampak dari makanan yang berlebihan. Paling sering adalah dengan cara memuntahkan makanan dengan jalan merangsang faring atau secara spontan atau dengan menghgunakan sirup ipecac. Disamping itu, cara lainnya adalah menggunakan laksan, diuretic dan enema serta dengan jalan melakukan latihan fisik yang berlebihan.

Body Image

Penderita Bulimia Nervosa memiliki persepsi yang keliru tentang berat badan dan bentuk tubuhnya. Mereka merasa kelebihan berat badan atau gemuk, meskipun pada kenyataannya berat badannya dalam batas normal. Persepsi yang keliru ini menyebabkan penderita Bulimia Nervosa berusaha menurunkan berat badannya. Sebaliknya pada saat tertentu terjadi kehilangan control terhadap pembatasan makan, sehingga timbuk episode binge eating.

Depresi

Gejala psikologis penderita Bulimia Nervosa adalah depresi. Pengalaman episode binge eating da purging menimbulkan rasa bersalah, penyesalan yang dalam, dan perasaa malu. Sebaliknya keadaan depresi juga menyebabkan timbulnya gangguan makan dan episode binge.

Gejala dan Tanda Klinis

Gejala-gejala dan tanda klinis Bulimia Nervosa adalah sebagai berikut:

1. Gejala-gejala Bulimia Nervosa:

a. Rasa lelah dan lemah.

b. Pembengkakan pada tangan dan kaki

c. Sakit kepala

d. Perut teras penuh

e. Mual-mual

f. Haid tidak teratur

g. Kram otot

h. Nyeri dada dan ras terbakar

i. Rambut rontok

j. Mudah mengalami perdarahan (karena hipokalemia atau disfungsi platelet)

k. Diare berdarah (pada penyalahgunaan laksan)

2. Tanda-tanda lain dari Bulimia Nervosa

a. Perubahan kulit: terutama bagian dorsum jari berhubungan dengan penggunaan jari untuk membuat muntah meliputi hiperpigmentasi, kalus atau luka parut.

b. Pembesaran kelenjar ludah, terutama kelenjar parotis bilateral tanpa nyeri

c. Erosi email gigi (perimolisis), biasanya pada permukaan gigi bagian lingual, palatal dan posterior.

Pencegahan

Pencegahan terjadinya Bulimia Nevosa terdiri atas dua bagian:

1. Program pencegahan primer

Penceghan ini langsung ditujukan pada populasi berisiko tinggi seperti murid wanita SMP untuk mencegah timbulnya gangguan makan pada mereka yang asimtomatik. Pencegahan yang dilakukan dapat berupa program pendidikan mengenai sikap dan prilaku terhadap remaja.

2. Program pencegahan sekunder

Pencegahan ini bertujuan untuk deteksi dan intervensi dini, dengan memberikan pendidikan pada petugas kesehatan di pusat pelayanan kesehatan primer.

Selain diatas untuk mencegah terjadinya gangguan makan berupa Bulimia Nervosa dapat juga dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:

1. Rajin berkonsultasi dengan dokter

2. Tingkatkan rasa percaya diri

3. Tingkatkan dinamika lingkungan. Usahakan agar tercipta suasana yang nyaman dan kondusif di lingkungan keluarga atau pekerjaan.

4. Bersikap realistis. Jangan mudah percaya pada apa yang digambarkan oleh media tentang berat dan bentuk badan ideal.

Pengobatan

Sebagian besar penderita bulimia dapat diobati tanpa harus masuk ke rumah sakit, kecuali jika telah terjadi komplikasi fisik yang berat. Pengobatan di rumah sakit biasanya dilakukan jika telah terjadi gangguan elektrolit dan kekurangan cairan. Asupan zat gizi yang diberikan per infus juga dapat diberikan selama perawatan.

Pengobatan dini sangat penting, karena semakin lama kebiasaan ini akan semakin melekat dan sulit untuk diubah. Penderita bulimia yang diobati saat gangguan ini mulai timbul mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk sembuh sempurna dibanding penderita yang mulai berobat setelah bertahun-tahun menderita bulimia.

Terdapat 2 pendekatan yang dilakukan untuk mengobati bulimia:

1. Terapi psikis

Terapi bulimia biasanya meliputi konseling dan terapi tingkah laku. Sebagian besar gangguan makan permasalahannya bukanlah pada makanan itu sendiri, tetapi pada kepercayaan diri dan persepsi diri. Terapi akan efektif jika ditujukan pada penyebabnya, bukan pada gangguan makannya. Terapi individu, dikombinasikan dengan terapi kelompok dan terapi keluarga seringkali sangat membantu. Terapi kelompok adalah terapi dimana penderita penyakit yang sama saling membagi pengalaman mereka. Terapi konseling seringkali harus dikombinasikan dengan obat antidepresan.

2. Obat-obatan.

Untuk penderita bulimia umumnya diberikan obat-obatan jenis antidepresan bersama dengan pengobatan psikoterapi. Obat yang diberikan umumnya dari jenis trisiklik seperti imipramine (dengan merek dagang Tofranil) dan desipramine hydrochloride (Norpramin); atau jenis selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) seperti fluoxetine (Antiprestin, Courage, Kalxetin, Nopres, dan Prozac), sertraline (Zoloft), dan paroxetine (Seroxat).


Penanggulangan

Penanggulangan penderita Bulimia Nervosa memerlukan pendekatan psikologis maupun farmakologis. Pendekatan psikologis secara individual, keluarga maupun berkelompok yang dikombinasikan dengan pendekatan farmakologis memberikan kesembuhan yang baik.

Menurut Kaplan (1992), terapi bulimia nervosa terdiri dari berbagai intervensi, termasuk psikoterapi individual dengan pandekatan kognitif perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga dan farmakoterapi.

1. Terapi nutrisi

Ahli gizi dapat mengatur jadwal makan, memberikan penjelasan mengenai tujuan terapi nutrisi, pentingnya diet sehat dan akibat buruk dari pola makan yang salah terhadap kesehatan.

2. Konseling

Terapi ini untuk membantu pasien yang depresi, terganggu secara emosional, atau adanya faktor sosial sehingga mendorong terjadinya gangguan makan. Terapi dilaksanakan agar pasien mampu mengeluarkan perasaan dan permasalahannya sehingga terapis dapat membantu penderita menghadapi perubahan hidup dan memperkuat rasa percaya diri.

3. Psikoterapi

Umumnya dokter melakukan terapi kognitif, yang bertujuan merubah persepsi dan cara berpikir pasien mengenai tubuhnya. Dokter mendorong pasien untuk berpikir secara benar terhadap dirinya sehingga menjadi lebih obyektif melihat suatu masalah, dan menghilangkan sikap serta reaksi yang salah terhadap makanan.

3. Farmakoterapi.
Antidepresan, termasuk tetrasiklik (Tofranil), serotonin spesipik re–uptake inhibitor (SSRI) yaitu fluoksetin (prozac) dan penghambat monoamin oksidase (MAOI) yaitu fenelzin (Nardil) bermanfaat untuk mengobati depresi pada bulimia nervosa. Semua obat itu digunakan sebagai bagian dari suatu program terapi yang menyeluruh dengan psikotherapi. Khusus bagi pasien dengan cemas dan agitasi dapat diberikan lorazepam (Ativan) 1-2 mg per oral atau IM.

Prinsip penatalaksanaan Bulimia nervosa adalah:

1. Fokus utama pengobatan adalah menurunkan pola makan ala bulimik

2. Hindari makanan yang merangsang pola makan binge seperti es krim

3. Obati depresi yang niasanya menyertai bulimia

4. Libatkan para remaja dalam psikoterapi individu dengan atau tanpa melibatkan keluarga

5. Latihan olahraga yang ringan samapi sedang diberikan obat antidepresan

6. Terapi kelompok sangat membantu penyembuhan

7. Bila penderita menggunakan diuretik, berikan diet rendah garam karena terjadi retensi cairan bila diuretik dihentikan

8. Konsultasi ke dokter gigi untuk menangani kerusakan pada gigi

Diet yang dianjurkan

Pengaturan diet untuk penderita Bulimia Nervosa dilakukan secara bertahap tergantung tingkat keparahan serta ada tidaknya komplikasi dengan penyakit penyerta. Kebutuhan energi disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin, dihitung berdasarkan berat badan ideal, bukan berat badan yang sebenarnya. Selain dengan pengaturan makan yang sehat dan berimbang diperlukan juga olahraga secara tepat dan teratur. Olahraga yang teratur dapat menormalkan kembali kerja kelenjar yang abnormal sehingga akan diperoleh kadar serotonin yang sesuai dengan kebutuhan penderita.

DAFTAR PUSTAKA

Desmawita, 2002, Pola Konsumsi, Status Gizi dan Status Anemia Pada Remaja Putra dan Putri [Skripsi], Bogor, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

FKM-UI, 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Kaplan H. I, Saddock B. J, Grabb J. A. 1997. Sinopsis Psikiatri, Edisi Tujuh, Jilid 2. Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara.

Mu’tadin, Zainun, Spsi. 2009, Mengenal Kecerdasan Emosional Remaja, http://forum.detik.com/showthread.php?t=11017 [20 Mei 2009].

Sidenfeld, M.K. and Ricket. 2001. Impact of Anorexia, bulimia and obesity on the gynecologic of adolescent. Mount sinai adolescent health. New York.

Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : CV. Sagung Seto.

1 komentar:

  1. Hello Blog admin,Thank you for this great opportunity to write on your blog regarding a wonderful deed of a traditional healer called Dr Itua which helped me cure my myeloma cancer and diabetes,Arthritis, At the same time I was devastated from living a helpless life until I came across Dr Itua herbal center.Dr Itua is a traditional herbal doctor who reside in africa and he have so many knowledge about natural root and herbs to cure all kind of disease and infections, Dr Itua has really been so good to me and my family in time of herbal remedies so I will advise anyone here with health challenge to contact Dr Itua for help to get healed from all kind of diseases.Contact Dr Itua herbal center on:
    drituaherbalcenter@gmail.com / https://drituaherbalcenter.com

    BalasHapus